Pagi-pagi
sekali aku terbangun. Entah apa yang membuatku terbangun sepagi ini, seperti
ada yang membangunkanku bahkan alarm yang biasa membangunkanku belum juga
mengeluarkan bunyi nyaringnya. Kubuka jendela kamarku terlihat masih gelap,
bahkan ayam pun masih malu-malu rupanya untuk berkokok. Kuputuskan untuk segera
masuk ke kamar mandi, dan segera aku mengguryukan dinginnya air ke seluruh
tubuhku.
Aku
memutuskan untuk berjalan kaki menuju kampusku. Sendiri aku berjalan menapaki
jalanan dengan hiasan daun-daun yang masih berserakan di jalan, meskipun sudah
terlihat para penyapu yang mulai membersihkan jalan setapak itu. Sampai aku
melewati sebuah jembatan berwarna merah yang menghubungkan antara Fakultas
Teknik dan FIB, tak jarang yang menamakan jembatan itu adalah jembatan cinta.
Terkejut ketika aku berpapasan dengan seorang pejalan kaki yang tergopoh-gopoh
dengan membawa maket berbentuk gedung. Pikirku mungkin dia seorang mahasiswa
dari jurusan teknik arsitektur yang harus segera mengumpulkan tugasnya.
Jam
di tangan kiriku sudah menunjukkan pukul 8 pagi, aku memutuskan untuk datang ke
kampus pagi ini hanya untuk menemui dosen yang kemarin memintaku untuk membantu
mengerjakan pekerjaannya. Kuputuskan duduk di kursi kayu yang terlihat agak
tua. Sesekali aku bertanya kepada penjaga apakah dosen yang akan kutemui sudah
datang. Tak berapa lama aku memutuskan untuk beranjak ke dalam gedung dan
segera duduk di sofa. Terlihat hanya beberapa mahasiswa yang keluar-masuk ke
dalam gedung itu, mungkin mereka juga mempunyai tujuan yang sama sepertiku,
menemui seorang dosen. Barulah sekitar satu jam menunggu akhirnya dosen yang
akan kutemui datang, segera aku menghampirinya.
Pikiranku
semakin melayang dengan semua tugas-tugas yang harus kukerjakan, akhirnya aku
memutuskan untuk berjalan menuju sebuah taman di perpustakaan pusat Universitas
Indonesia. Kubuka pintu berbahan kaca tebal, tiba-tiba terdengar teriakan yang
memanggil namaku, segera kuhampirinya. Kemudian aku duduk di bangku yang
terbuat dari semen yang menghadap ke arah danau, di seberang danau itu terlihat
sebuah gedung yang baru di renovasi dan gedung tinggi yang sedang dibangun,
terdengar kabar bahwa gedung itu merupakan gedung baru untuk mahasiswa
kedokteran. Di samping gedung yang belum selesai itu terlihat alat berat yang
digunakan untuk membantu pengerjaan pembuatan gedung.
Aku
bisa melihat beberapa mahasiswa yang sedang asik mengerjakan tugas-tugasnya
dengan name tag yang masih
dikalungkan di leher mereka, terlihat bahwa mereka adalah mahasiswa baru yang
sedang mengerjakan tugas dari para mahasiswa senior, tak jarang terdengar
keluhan mereka. Dari tempat dudukku terlihat penjual makanan yang melewati
jalan setapak di samping danau. Tersenyum geli melihat kucing hitam berlari
ketakutan ketika seorang mahasiswa yang hendak memegang ekornya. Semakin lama
aku duduk dan bercengkrama, semakin banyak mahasiswa yang datang di tempat ini.
Mungkin mereka menghabiskan waktu bersama mahasiswa lain hanya untuk sekedar
duduk dan bercengkrama seusai perkuliahan atau bahkan mengerjakan tugas
kelompok mereka. Sejauh mata memandang terlihat seorang mahasiswa yang sedang asik
duduk di samping danau sambil sesekali tersenyum memandang laptop yang
dipangkunya.
Langit
biru berubah menjadi kemerahan. Lampu-lampu gedung di seberang danau mulai
menyala. Begitu pula lampu-lampu yang berada di pinggir jalan setapak juga
mulai memancarkan cahaya terangnya. Terlihat dari tempat dudukku, mesin-mesin besar
yang dari pagi berderu bekerja untuk membuat gedung tinggi mulai tidak bersuara
lagi. Jalanan setapak mulai dipadati mahasiswa yang berlalu-lalang berjalan meninggalkan
tempat duduk keras di taman itu. Bahkan terlihat di langit segerombolan burung
terbang seakan menandakan bahwa malam akan segera datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar